CREW PENDIS NTT
Kategori
- applikasi (9)
- news (5)
- Checklist Sakpa (2)
Pengunjung
You are from
%%v_FLG%% %%v_IP%%
%%v_CR%% ,%%v_RG%%, %%v_CI%%
%%v_OS_IMG%% %%v_OS%%
%%v_BRW_IMG%% %%v_BRW%%
%%v_I_RESO%% %%v_RESO%% %%v_I_CLR%% %%v_CLR%%
%%v_FLG%% %%v_IP%%
%%v_CR%% ,%%v_RG%%, %%v_CI%%
%%v_OS_IMG%% %%v_OS%%
%%v_BRW_IMG%% %%v_BRW%%
%%v_I_RESO%% %%v_RESO%% %%v_I_CLR%% %%v_CLR%%
NEW
Bagi Operator
SAKPA dan simak BMN
kirimkan backup anda
SETIAP BULAN setelah REKON
ke email :
sakpaw.ntt@gmail.com
kanwilagama@yahoo.co.id
Kunjungi Juga INFO nya di =
Komentar Anda
Minggu, 06 April 2014
Cikarang (Pendis) - Sekjen Kemenag harapkan
ada revitalisasi infrastruktur, platform software, sumber daya manusia,
tata kelola organisasi dan sistem operasional kerja EMIS (Education
Management Information Systems) Ditjen Pendidikan Islam dalam beberapa
tahun mendatang. Hal tersebut dimaksudkan guna memperbaiki basis data
dan sistem informasi EMIS dari waktu ke waktu guna menunjang pengumpulan, penyediaan, pengolahan dan penyajian data pendidikan Islam yang bermutu tinggi.
Secara umum di berbagai belahan dunia, proses
pengambilan keputusan berbasis data mengalami proses perbaikan dalam
30-40 tahun belakangan. Evolusi manajerial data dan informasi berkembang
sangat pesat dewasa ini, mulai dari proses pengumpulan, penyediaan,
pengolahan hingga ke penyajian yang mudah dicerna serta bermutu tin
ggi.
ggi.
Sistem Informasi Manajemen atau lebih dikenal dengan SIM yakni
berupa, informasi yang dikelola secara sistemik di dalam suatu
organisasi ihwalnya berguna dalam manajemen pengambilan keputusan. Dalam
teori Decision Support Systems (Sistem yang Menunjang Pengambilan
Keputusan) di masa lampau, telah mengambil peran yang sangat signifikan
dalam meningkatkan nilai tambah sebuah informasi atau hanya kumpulan
data.
Namun saat ini teori tersebut semakin berkembang
menjadi pendekatan Intellegence Systems yang merupakan sistem yang
bekerja sendiri dan akan memberikan alternatif-alternatif dalam proses
pengambilan kebijakan/keputusan. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Pendidikan atau EMIS yang dikelola oleh sebuah
sub bagian tersendiri di lingkungan Ditjen Pendidikan Islam diharapkan
mengalami perbaikan dalam hal perbaikan infrastruktur, platform
software, sumber daya manusia, tata kelola organisasi dan sistem
operasional kerja.
"EMIS sebagai sub pengelola data pendidikan Islam
sudah seharusnya memperbaiki lima hal yang menjadi fondasi pengembangan
sistem informasi manajemen yakni berupa infrastruktur, platform
software, SDM, organisasi dan SOP,"
ujar Sekjen Kementerian Agama RI Bahrul Hayat PhD didampingi oleh
Sekretaris Ditjen Pendis Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, MA dalam
acara Workshop Pengembangan Data dan Informasi Pendidikan Islam di yang
berlangsung di Cikarang (2/4/14).
Bahrul menjelaskan saat ini sedang dikembangkan data
elektronik (e-Data) guna menunjang perencanaan secara elektronik
(e-Planning) di lingkungan Kementerian Agama. "Semua satker akan diminta
memasukkan perencanaan program dan kegiatan secara elektronik ke
depannya, sama halnya dengan e-MPA yang telah dikembangkan." Menurut
pria murah senyum ini juga nanti akan ada e-Audit (proses audit secara
elektronik). "Tidak bisa sebuah satker memasukkan sebuah e-Planning jika
belum memasukkan e-Data. Dan dalam beberapa tahun lagi, Itjen melakukan
audit berdasarkan kepada e-Data, e-Planning, e-MPA dan e-Audit sebelum
turun langsung ke satker tujuan," terang Bahrul.
Betapa pentingnya data untuk ditekuni dan didalami di
setiap satuan kerja, baik pusat maupun daerah. Dengan memperkuat basis
data EMIS, EMIS di Ditjen Pendis resmi menjadi
bagian yang diurus secara terus menerus ke depannya. "Dengan dukungan
struktur sistem informasi dalam nomenklatur Kemenag dan sistem hak dan
kewajiban akan mengalir data yang dibutuhkan dari daerah ke pusat,"
paparnya.
Nantinya, sebagai contoh setiap lembaga pendidikan
Islam yang akan menerima bantuan sosial, diwajibkan memenuhi berbagai
persyaratan pemenuhan data yang terstruktur dan sistematis guna
memberikan rasa adil dan terbuka kepada stakeholder Ditjen Pendidikan
Islam.
"Saya berharap kita dapat berbuat banyak dalam
manajemen berbasis IT pendidikan Islam. Teknologi terbarukan bisa kita
serap dan terapkan dengan ahli-ahli IT di Kemenag dan cukupnya
ketersediaan anggaran pendataan pendidikan Islam diharapkan akan mampu
mempertanggungjawabkan ruh pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran
di Kementerian Agama karena 87% dana dari 50 triliun ada di Ditjen
Pendis," jelasnya.
Revitalisasi komprehensif EMIS, seluruh
tugas pendidikan yang dilayani oleh Ditjen Pendidikan Islam harus
melakukan revitalisasi, mulai dari tingkat pusat (Direktorat Pendidikan
Madrasah) hingga ke satker terkecil (madrasah). Semua data pendidikan
Islam wajib berbasis EMIS. Sehingga EMIS akan menjadi unsur organisasi yang bisa mengikat kepatuhan sistemik dari penyelenggaraan pendidikan Islam di Kementerian Agama RI.
"Pentingnya forum ini adalah bagaimana merevitalisasi EMIS.
Harus terjawab bagaimana caranya dan berapa tahun dibutuhkan guna
memenuhi tantangan tersebut. Moga kita bisa bekerja dengan baik dan
memenuhi harapan masyarakat," tutup Bahrul dalam arahannya sangat
inspiratif, dalam dan menantang.
(sya/ra)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar